Banjir Meluas 123 Titik, BNPB Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana di Bali Selama Seminggu

banner 120x600

Kondisi ruko lantai tiga di Denpasar porak poranda pasca diterjang banjir besar pada Selasa (9/9) malam. 

Dewata Post | Denpasar – Hujan deras yang mengguyur Bali sejak Selasa (9/9) menyebabkan banjir meluas di 123 titik. Hujan ekstrim ini juga memicu tanah longsor, bangunan roboh, hingga kerusakan fasilitas umum.

Khusus banjir besar ini disebut sebagai peristiwa terparah dalam sejarah Bali. Berdasarkan laporan resmi, untuk Kota Denpasar, banjir tercatat di 81 titik, Kabupaten Gianyar 14 titik, Badung 12 titik, Tabanan 8 titik, Karangasem 4 titik dan 4 titik di Jembrana.

Sedangkan bencana longsor terjadi di 18 titik, di Kabupaten Gianyar, Badung dan Karangasem. Sementara 16 bangunan dilaporkan roboh di Kota Denpasar, Kabupaten Gianyar, Badung dan Karangasem.

Selain itu, 3 jembatan jebol, sembilan pohon tumbang, serta kerusakan pada sejumlah ruas jalan. Terhadap korban jiwa juga tercatat ada 9 orang meninggal dunia, (Denpasar 4, Jembrana 2 , Gianyar 2, dan Badung 1), serta 6 orang masih dalam pencarian.

Tak hanya itu, 474 unit kios, Los dan ruko di Denpasar juga terdampak, termasuk satu ruko tiga lantai roboh serta kerusakan berat pada sejumlah ruko di Pasar Kumbasari. Musibah ini juga menyebabkan sebanyak 240 warga mengungsi di beberapa lokasi.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto, Rabu (10/9) malam mengatakan, Bali saat ini berstatus tanggap darurat bencana akibat banjir yang melanda. Hampir seluruh wilayah Bali dilanda banjir sejak Rabu dini hari.

Meski begitu dirinya meminta masyarakat tidak panik dengan setatus ini. Karena tanggap darurat bencana dilakukan untuk kebutuhan administrasi agar PNPB bisa lebih optimal dalam membantu Pemerintah Provinsi Bali.

“Kalau menetapkan status darurat tidak ada kaitannya dengan kemampuan penanganan seorang pimpinan. Darurat ini supaya kita berkolaborasi pemerintah pusat juga bisa memberikan bantuan,” ujarnya.

Setelah penetapan status tanggap darurat bencana, pemerintah dapat langsung melakukan langkah langkah perbaikan, rehabilitasi, dan rekonstruksi pasca bencana.

Pada tahap awal ini BNPB membawa bantuan logistik seperti satu unit perahu karet plus mesin, 300 paket sembako, 200 selimut, 200 matras, tiga unit pompa alkon 2HP, 2 unit tenda pengungsian, dan 50 unit tenda keluarga.

“Tahap awal tadi itu kalau diuangkan Tp 1 miliar lebih, ditambah genset, pompa sekitar Rp 5 miliar, itu akan berkembang besok ke tempat pengungsi mungkin butuh lagi bajunya atau pakaian dalamnya. Intinya semuanya kebutuhan masyarakat terdampak kami akan lengkapi ya,” tandasnya.

Usai melakukan rapat koordinasi dan pemantauan, Kepala BNPB menemukan bahwa banjir di Bali disebabkan oleh curah hujan tinggi akibat gelombang ekuatorial rossby.

(Rahardja)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

banner 325x300