DEWATA POST | Slawi – Seperti tahun sebelumnya, pemerintah Kabupaten Tegal menggelar Upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-116 bertempat di halaman belakang komplek Pemkab Tegal, kota Slawi, Senin (20/05) pagi.
Kegiatan upacara yang sakral dan berlangsung khidmat ini, diikuti oleh Sekretaris Daerah (Sekda,red) Amir Makhmud, OPD serta ASN di lingkungan Pemkab Tegal
Pj Bupati Tegal Agustyarsyah yang bertindak sebagai Inspektur Upacara membacakan sambutan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.
Agustyarsyah menuturkan bahwa Peringatan Harkitnas saat ini merupakan fase kebangkitan kedua, melanjutkan semangat kebangkitan pertama yang telah dipancangkan oleh para pendahulu dan pendiri bangsa.
‘’Berbeda dengan perjuangan yang telah dirintis lebih dari se-abad yang lalu. Kini kita menghadapi beragam tantangan dan peluang baru. Kemajuan teknologi menjadi penanda zaman baru,’’ ujar Pj bupati.
Menurut Agustyarsyah, kemajuan teknologi telah menghampiri kehidupan masyarakat sehari-hari dan menjadi bagian dari peradaban pada hari ini. Inovasi-inovasi teknologi telah mendorong perubahan kehidupan manusia secara revolusioner.
Berbagai kesulitan yang berhasil disolusikan oleh teknologi. Mereka yang menguasai teknologi, maka mereka pula yang akan menguasai peradaban. Di titik ini, gambarannya makin jelas, penguasaan atas teknologi merupakan keniscayaan untuk menyongsong Indonesia Emas yang kita dambakan.
Melalui pencanangan percepatan transformasi digital nasional oleh Bapak Presiden Joko Widodo yang dipacu beberapa tahun terakhir ini, tantangan demi tantangan dapat dihadapi bersama.
Adanya kerja bersama dari seluruh komponen bangsa telah menggerakkan roda transformasi dengan pasti. Hasil demi hasil bisa mulai dinikmati, mulai dari kalangan perkotaan sampai dengan pedesaan, di seluruh penjuru tanah air.
‘’Adapun kebangkitan kedua merupakan momen terpenting bagi kita hari ini. Kita harus menatap masa depan dengan penuh optimisme, kepercayaan diri dan keyakinan. Kemajuan telah terpampang di depan mata,’’ paparnya.
(Herman Mo)