DEWATA POST | Tegal – Ritual Larung Kepala Kerbau menggunakan perahu yang merupakan tradisi turun temurun yang diwariskan leluhur kembali disajikan dalam acara adat yang digelar di lokasi obyek wisata Waduk Cacaban Desa Karanganyar kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal, Senin (29/07).
Acara rutin yang merupakan tradisi warisan nenek moyang warga sekitar waduk diselenggarakan setiap bulan Muharam diisi dengan memanjatkan doa bersama yang dilanjutkan dengan melarung kepala kerbau ke tengah danau ( waduk cacaban, red ) menggunakan perahu jenis jukung.
Dalam sambutannya Asisten Sekda Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Joko Kurnianto mewakili Pj Bupati Tegal Agustyarsyah dalam sambutannya menyatakan betapa pentingnya menjaga tradisi semacam ini sebagai wujud rasa syukur kepada Allah Swt atas limpahan nikmat rejeki yang diperoleh dari obyek wisata Waduk Cacaban.
Joko Kurniarto menuturkan bahwa Waduk Cacaban memiliki nilai historis dan kultural yang tinggi sebagai salah satu waduk besar yang dibangun setelah Indonesia merdeka, Waduk Cacaban tidak hanya menjadi sumber pemasok air bagi masyarakat kabupaten Tegal, tetapi juga berperan penting untuk mengairi lahan pertanian seluas 26,753 hektar .
“Sedekah Waduk Cacaban juga menjadi momen penting untuk mempererat tali silaturahmi dan persaudaraan antar warga, selain sebagai upaya untuk melestarikan budaya leluhur yang kaya akan nilai-nilai kearifan lokal termasuk menjaga kelestarian lingkungan,” ujar pejabat berpenampilan perlente ini sambil tersenyum.
Di akhir sambutannya Joko Kurnianto berharap agar revitalisasi Waduk Cacaban ini dapat meningkatkan perekonomian warga sekitar melalui sektor pertanian yang lebih menjanjikan dan menambah daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung.
Sementara Kepala Dinas Kepemudaan Olah Raga dan Pariwisata Kabupaten Tegal Uwes Quroni kepada Dewata Pos menerangkan bahwa acara telah berlangsung sejak hari minggu (28/07) diisi dengan kegiatan isrighosah dan doa bersama masyarakat sekitar waduk dan senin (29/07) dilanjutkan dengan acara karnaval dan kirab gunungan hasil pertania, dilanjutkan acara adat berupa ritual pelarungan kepala kerbau ke tengah Waduk Cacaban, diiringi hiburan warga sekitar.
( Herman Mo )