DEWATA POST | Denpasar –Anggota Dit Polairud Polda Bali menangkap tangan dua pelaku penimbunan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite jumlah banyak.
Dua pelaku Adi Sucipto dan Sanusi asal Madura, Jawa Timur, ditangkap saat beraksi di seputaran Jalan Bypass Ida Bagus Mantra, Ketewel, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Rabu (15/1) pagi.
Modusnya membeli pertalite di SPBU menggunakan mobil bagus, kemudian dijual kembali ke warung warung madura di wilayah Denpasar dengan harga mahal.
Dari OTT ini polisi mengamankan barang bukti satu unit Toyota Avanza dan 22 jerigen, 10 jerigen isi pertalite. Pelaku dikenakan Undang Undang Migas Tahun 2001 No 22 Pasal 55, ancaman kurungan 7 tahun penjara dan denda 6 miliar.
“Langkah tegas ini untuk menunjukkan kepada publik bahwa Polri berkomitmen menjaga integritas, memberantas pelanggar aturan dan undang undang,” ujarnya.
Terungkapnya kasus ini berawal dari anggota Unit II dipimpin Panit Aipda Anak Agung Bagus Pergawa mencurigai kendaran avanza warna putih tanpa pelat nomor mondar mandir di TKP. Setelah dihampiri ternyata melakukan penyalahgunaan BBM bersubsidi, selanjutnya ditangkap.
“Mereka tertangkap tangan. Rencananya minyak yang terkumpul itu akan di jual ke warung madura seharga Rp 420.00O per jerigen. Mereka (pelaku) mendapatkan upah dari bosnya per jerigen Rp 10 ribu, dan per hari Rp 100 ribu,” jelasnya.
“Dalam mobil itu ada dua orang, satu khusus melihat selang satunya lagi menjaga di kemudi setir,” tambahnya.
Setelah terisi satu atau dua jerigen penuh mereka ke luar SPBU, kemudian memutar masuk kembali setelah sepi, yang itu dilakukan berulang ulang. Sempat terjadi tegang karena mereka tidak mau dibawa ke kantor, alasannya tidak dikasih oleh bosnya bila ada petugas disuruh untuk tunggu sampai datang.
Keinginan mereka awalnya dituruti, setelah ditunggu satu orang mengaku bernama Putra datang dan menanyakan surat perintah tugas. Tak lama kemudian pemilik bernama Wartikno juga datang, membenarkan bahwa yang ditangkap adalah anak buahnya yang diperintah membeli pertalite di SPBU.
“Kami sudah memakai semua aturannya SOP prosedur. Saat diminta surat tugas langsung kami tunjukan. Namun mereka tidak dapat menunjukkan surat rekomendasi untuk pembelian minyak tersebut selanjutnya kami bawa,” tandasnya.
(Rahardja)