DEWATA POST | Kota Slawi – Dalam Rangka Dies Natalis ke-7 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Syariah (STIES) Putera Bangsa Tegal menggelar pengajian umum bertajuk Bersolawat Bersama Nuril Arifin Husein, yang lebih populer dengan sebutan GusNuril ( Mantan Panglima Pasukan Berani Mati mantan presiden Gusdur,red ) di halaman samping Komplek Yaumi Center Kota Slawi Minggu, (11/08) malam.
Ketua STIES Putera Bangsa Tegal Liana Fuadah, menuturkan bahwa jumlah mahasiswanya kini mencapai 488 orang dan pada tahun 2023 telah mewisuda sebanyak 54 alumni, terdiri dari 19 lulusan program studi Akuntansi SyaRiah dan 35 alumni program studi Bisnis Manajemen Syariah.
“Para alumni lulusan STIES Putera Bangsa hampir semuanya berprestasi dan telah menempati lapangan kerja yang memadahi dan alhamdulillah,kini mereka sudah bekerja di berbagai bidang usaha diantaranya di perbankan, managemen perusahaan dan ada juga yang bekerja sebagai tenaga akuntasi di Jepang,” ungkap Liana.
Pada kesempatan tersebut, Pj Bupati Tegal Agustyarsyah yang diwakili Plt Staf Ahli Bupati Bidang Perekonomian Abdul Basith mengatakan bahwa ekonomi kabupaten Tegal pada tahun 2023 mengalami pertumbuhan positif sebesar 4,96 persen. Sementara sektor Industri pengolahan menjadi pilar utama dengan konstribusi dominan sebesar 36,30 persen dengan laju pertumbuhan sebesar 5,10 persen.
Abdul Basith memaparkan bahwa berdasarkan Data BPS Kabupaten Tegal yang dirilis pada 22 Juli 2024, angka kemiskinan di kabupaten Tegal mengalami penurunan yang signifikan. Pada Maret 2024 angka kemiskinan tercatat sebesar 6,81 persen turun dari 7,30 persen pada tahun 2023 dan menjadikan kabupaten Tegal bertengger pada urutan ke enam data kemiskinan terendah di jawa tengah yang meningkat dari tahun sebelumnya yang sempat menduduki urutan ke delapan.
Sementara Gus Nuril yang diundang menjadi penceramah pada acara tersebut dalam orasinya menekankan tentang pentingnya persatuan dan kedamaian di tengah dinamika politik dan sosial bangsa saat ini. Nuril mengharapkan bahwa bangsa Indonesia saat ini membutuhkan tokoh tokoh yang memiliki jiwa pandamai, bukan sebagai tokoh penggerak biang keributan dan pandai mengadu domba antar umat beragama.
(Herman Mo)