Jembrana, Dewata Post – Tinggal di balik Jeruji besi bukan suatu alasan bagi WBP untuk tidak dapat berkarya, seperti yang dilakukan Rumah Tahanan (Rutan) Negara Kelas IIB Negara, pihaknya tidak berhenti memberikan pembinaan baik kepribadian maupun kemandirian bagi seluruh Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Hal ini sesuai dengan amanat 10 prinsip pemasyarakatan yaitu “Ayomi dan berikan bekal hidup agar mereka dapat menjalankan peranannya sebagai warga masyarakat yang baik dan berguna”.
Dari sekian jenis ragam pembinaan kemandirian, dari peternakan, perkebunan, perikanan, batako, meubelair dan las terkumpul dalam satu tempat yang mengambil lokasi di Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) Rutan Negara. Yang terletak di bagian selatan Rutan Negara yang masih menjadi satu – kesatuan dengan tembok pengamanan Rutan sehingga segala kegiatan di dalamnya dapat terawasi dengan baik oleh petugas pengamanan.
Satu dari ragam pembinaan yang banyak diminati masyarakat belakangan ini adalah Ayam petelur pada bidang peternakan. Sebanyak 500 ekor ayam petelur dengan menggunakan metode peternakan modern berhasil menghasilkan 13-15 kerat telur ayam atau sekitar 400 hingga 450 butir telur setiap harinya.
“Seluruh telur yang dikumpulkan setiap harinya langsung habis terjual di hari yang sama sehingga telur yang dipasarkan itu merupakan produk fresh atau baru sehingga dijamin kesehatannya,” jelas Pembina pengelola kemandirian, Putu Sudiasnawa, Kamis (4/5) pagi.
“Untuk perawatan ayamnya tidak terlalu susah. Dan pemberian pakan cuman dua kali sehari. 500 ekor ayam bisa menghabiskan 50 kg per hari. Begitu juga kalau ada ayam yang sakit itu segera kita pisahkan supaya tidak menular,” tambahnya.
Tak hanya ayam petelur saja yang dapat perhatian, pokja babi juga tak kalah diminati masyarakat. Sebanyak 40 ekor babi telah sukses diternak pada 14 kandang babi yang tersedia. Babi tersebut terbagi menjadi empat ekor indukan babi, 11 ekor anak babi dan 15 lainnya adalah babi yang siap dipasarkan.
“Kalau perawatan babi itu kandangnya harus dibersihkan setiap hari. Kalau untuk pakan itu campuran polar dan batang pisang yang kita kasi dua kali sehari,” tutur WBP yang tergabung dalam pokja Peternakan.
“Kalau saya pribadi bersyukur sekali di sini saya bisa belajar memelihara babi, tahu perawatan ayam, kambing dan perkebunan juga. Jadi saya mikir nanti kalau sudah bebas bisa ditekuni di luar,” sambungnya.
Selain bidang peternakan, pokja batako juga laris pelanggan. Terbukti sebanyak 1800 buah batako telah terjual selama bulan April ini. Batako banyak diminati masyarakat karena harganya berani bersaing dengan kualitas yang tidak kalah saing.
Sebagian besar kegiatan pembinaan kemandirian di Rutan merupakan Kerjasama dengan pihak ketiga salah satunya bantuan kambing oleh Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Jembrana. Beberapa lainnya merupakan swadaya seperti Jasa Laundry, Jasa Cuci Motor dan Perkebunan.
“Kegiatan pembinaan kemandirian di Rutan Negara ini sangat beragam dari yang bertempat di SAE maupun di luar SAE. Kalau di dalam SAE itu ada pokja meubelair dan las, pokja batako, Peternakan kambing, sapi, ayam petelur, entok, kambing, ayam jago dan babi. Sementara di Perkebunan itu bervariasi tergantung musim ada kangkong dan bayam hidroponik, tomat, terong, jagung dan vanili. Selain itu ada perikanan, ikan gurami, patin dan lele. Kalau yang di luar SAE ada jasa cuci motor, laundry, potong rambut dan kerajinan tangan menggunakan koran bekas.” Papar Nyoman Tulus Sedeng selaku Kasubsi Pelayanan Tahanan.
“Kalau untuk pemasaran itu dikelola oleh petugas pembinaan baik melalui social media atau langsung dipasarkan ke masyarakat oleh rekan – rekan petugas,” imbuhnya.
Beberapa produk WBP memang masih menjadi incaran di masyarakat karena harga murah serta kualitas terjamin. “Saya ngerasa lebih suka belanja di sini (rutan) soalnya terjamin fresh produknya harganya juga ngga terlalu mahal,” komentar bu De salah satu pelanggan produk Rutan Negara.
Sementara itu, Karutan Klas IIB Negara, Lilik Subagiyono , mengatakan bahwa pihaknya berusaha mendorong seluruh bakat yang dimiliki WBP untuk dapat dikembangkan selama menjalani masa pidana.
“Kami berusaha memfasilitasi melalui Sarana Asimilasi dan Edukasi agar para anak kami (WBP) memiliki keterampilan selama berada di sini (rutan) sebagai bekal nanti Kembali ke masyarakat,” pungkasnya.
“Kami juga gencar bekerjasama dengan pihak ketiga dalam pembinaan kemandirian maupun kepribadian bagi WBP. Kami harapkan segala ragam pembinaan kemandirian yang kami telah sediakan agar ilmunya diambil sebanyak – banyaknya bagi seluruh WBP di Rutan Negara,” tutupnya.
(Artini)