DEWATA POST | Balapulang, Tegal – Suasana Khidmat tampak mengiringi Peringatan Khaul Mbah Megantara dibarengi santunan anak yatim dan piatu 10 Muharam 1446 H warga desa Bukateja Kecamatan Balapulang kabupaten Tegal bertempat di samping komplek makam petilasan Mbah Megantara desa Bukateja, Rabu (15/07) pagi.
Kegiatan tahunan yang merupakan tradisi turun temurun nampak begitu meriah dihibur oleh grup hadroh remaja setempat “Mahabbahturrosul” dan dilanjutkan pemberian santunan puluhan yatim piatu dihadiri para tokoh masyarakat dan alim ulama setempat serta ratusan remaja putra dan putri diisi dengan bacaan tahlil untuk leluhur yang dipimpin sesepuh desa kyai Fakhruri, dilanjutkan santunan anak yatim piatu dan pengajian umum oleh kyai Haji Taufik Faizin dari Danawarih.
Ketua Panitia Khaul dan Santunan Anak Yatim, Supeni yang juga Ketua UPK Kecamatan Balapulang sukses dan berhasil mengumpulkan sumbangan dana untuk penyelenggaraan acara dari donatur dan perorangan hingga 25 juta rupiah lebih, yang diperuntukan untuk suksesnya acara dan menyantuni puluhan anak yatim dan dhuafa yang dihadiri ratusan nahdliyin dan mahasiwa KKN.
Kades Bukateja Supendi dalam sambutannya menyatakan bahwa acara rutin yang digelar setiap tanggal 10 Muharam dimaksudkan untuk mendoakan paara leluhur desa dan melestarikan adat istiadat para sesepuh terutama menghormati tokoh ulama yang mbahurekso desa Bukateja, yakni Mbah Megantara sekaligus berbagi mengurangi penderitaan anak yatim piatu dengan memberikan santunan.
Sementara pembicara yang mengisi maidzoh hasanah dalam acara tersebut KH.Taufik Faizin memaparkan tentang makna peringatan 10 Muharram, yang dilandasi perjuangan Baginda Rosulullah yang telah berjuang demi tegaknya ajaran islam untuk kebaikan seluruh umat Islam di seluruh dunia.
“Berdasarkan Kitab Al Barzanzi, ujar Kyai Taufik Faizin, tanggal 10 Muharram merupakan hari yang kelam dimana telah terjadi peristiwa tragis, yakni tragedi berdarah yang dialami keturunan Rosululloh, dimana pada saat itu salah seorang cucu nabi bernama Husein bin Ali bin Abi Tholib bersama anak dan 38 anggota keluarganya dibantai oleh pasukan musuh dibawah pimpinan Yazid bin Muawiyah, yang dikenal dengan peristiwa Karbala,” papar Kyai Taufik yang juga menjabat Ketua MWC NU kecamatan Balapulang Tegal tersebut sambil tersenyum sedih.
(Herman Mo)